Jumat, 12 Desember 2014

Materi 1




BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
Manusia merupkan karakter sentral dari sebuah system interaksi. Dirancang untuk membantu manusia, sehingga apa yang menjadi kebutuh user merupakan prioritas utama. Agar dapat mendesign dengn baik, kita harus memahami kemampuan dan keterbatasan menuasi.
Dalam hal ini kita melihat dari aspek kognitif yang terkait denga penggunaan system computer seperti bagaimana manusia memandang dunia sekitar, bagaimana manusia menyimpan dan mengolah informasi serta memecahkan masalah, dan bagaimana manusia secara fisik memanipulasi objek. Untuk lebih mudah, kita menstruturkan sebuah model bagi user.
Kita akan menganalogikan manusia atau user sebagai system pemrosesan informasi seperti halnya system computer komfensional. Karenanya akan dibahas mengenai 3 komponen dari system pemrosesan informasi yaitu input ouput, memory dan pemrosesan.
     B.     Rumusan masalah.
      1.      Apakah pengertian dari Jalur input ouput?
       2.      Jelaskan Apa itu Memory manusia ?
       3.      Jelaskan Proses berfikir, penalaran dan penyelesaian masalah ?
       4.      Bagaimana Psikologi dan Design Sistem interaktif ?






       C.     Tujuan Masalah
Dapat membantu peserta didik dalam memahami :
     1.      Untuk memahami pengertian dari jalur input ouput.
      2.      Untuk memahami pengertian memori manusia.
     3.      Untuk memahami penjelasan proses berfikir, penalaran dan penyelesaian masalah.
     4.      Untuk memahami psikologi dan design system interaktif.



BAB II
PEMBAHASAN
       1.      Jalur Input/Output
    Interaksi manusia dengan dunia luar terjadi pada saat informasi di kirim dan diterima. Input pada mausia terjadi umumnya melalui panca indra yang terdiri dari penglihatan, pendengaran, perabaan, rasa dan penciuman. Tiga jenis panca indra pertama memiliki peran penting dalam interaksi manusia dan computer, sedangkan dua yang terakhir belum terjadi focus. Output pada manusia dilakukan melalui efektor yang digerakkan oleh kendali motorik, seperti anggota badan (tangan,kaki dsb), jari-jari, mata, kepala, system fokal. Pada proses interaksi dengan computer, jari-jari memainkan peran utama seperti pada saat mengetik menggunakan mouse, sedangka suara, mata dan kepala memiliki peran lebih sedikit.
     Penglihatan (Vision) Penglihatan manusia merupakan hal yang kompleks dengan batasan fisik dan persepsi dan menjadi sumber utama informasi. Kita dapat membagi penglihatan menjadi dua tahap, penerimaan stimulus dari luar secara fisik, dn pemrosesan serta interpretasi stimulus tersebut. Kedua tahap tersebut harus dipahami, karena keduanya mempengaruhi bagaimana system computer akan dirancang. Pda satu sisi, karakteristik fisik mata dan system penglihatan memiliki keterbatasan beberapa hal yang tidak dapat dilihat oleh manusia, dilain pihak, kemampuan interprestasi oleh pemrosesan visual memungkinkan gambar atau citra dikonstruksikan dari informasi yang tidak lengkap.


a.       Pendengaran (Hearing)
Kita sering meramehkan besarnya informasi yang dapat dikumpulkan oleh indera pendengaran. Pada system pendengaran memilki kapasitas yang sangat besar untuk mengumpulkan informasi megenai lingkungan sekitar kita. Jika seseorang menutup mata sejenak dan menfokuskan indera pendengaran, seseorang tersebut dapat mendengar objek apa saja yang ada disekitar kita dari suaranya. Dan dari suaranya pula kita dapat memperkirakan kemana objek tersebut dipindahkan.
b.      Pergerakkan (Movement)
Selain indera manusia aksi yang sederhana menekan tombol melibatkan sejumlah tahapan pemrosesan, yang dimulai dari stimulus yang diterima melalui sensor receptor, ditransmisikan ke otak untuk diproses sehingga meghasilkan respon yang sesuai berupa sinyal yang kemudian diteruskan ke otot alat gerak.
Setiap tahapan tersebut mememakan waktu yang berbeda-beda, yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu waktu reaks (reaction time) dan waktu pergerakkan  (movement time). Waktu reaksi bergantung pada penerimaan stimulus (rangsangan). Selain kecepatan yang tergambar dalam waktu reaksi dan pergerakkan, alat-alat lain yang digunakan untuk pengukur gerakkan adalah akurasi.

        2.      Memori Manusia
Sebagian besar aktifitas manusia tergantung pada memory. Selain menyimpan pengetahuan factual, memory manusia juga menyimpan pengetahuan procedural. Pengetahuan tersebut memungkinkan kita melakukan aktifitas secara berulang, menggunakan bahasa, menggunakan informasi yang kita terima dari indra, serta memberikan identitas pada menusia dengan menyimpan informasi mengenai pengalaman masa lalu.
a.       Memory sensor(Sensory memory)
Memory sensor bekerja sebagai buffer untuk menampung masukan yang diterima dari panca indra manusia. Memory sensr terdiri dari memory iconic untuk indra visual, memory echoic untuk indra aural/auditory, dan memory haptic untuk indra peraba. Informasi yang diterima oleh memory sensor ini akan hilang/tertimpa setiap kali diperoleh informasi baru.
Informasi yang diterima oleh memory sensor akan diteruskan ke memory jangka pendek karena adanya perhatian kita terhadap informasi tersebut denga menyaring atau memilih hanya informasi yang menarik saja atau yang kita perlukan.
b.      Memory jangka pendek (short-term memory)
Memory jangka pendek atau disebut dengan memory kerja menyimpan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat atau sementara pada saat kita sedang melakukan suatu pekerjaan.
Memory jangka pendek dapat di akses dengan cepat, namun berkurang secara cepat pula. Memory ini juga memiliki kapasitas yang terbatas. Ada 2 metode yang digunakan untuk mengukur kapasitas memory jangka pendek.
·         Berdasarkan panjang suatu deret (Sequence) yang dapat di ingat secara terurut.
·         Berdasarkam kemampuan mengingat kembali item=item secara acak.


c.       Memory jangka panjang (long term memory)
Memory jangka panjang merupakan sumber daya penyimpanan utama yang menyimpan informasi factual, pengetahuan berdasarkan eksperimen atau pengalaman, aturan-aturan  prosedur tingkah laku, dan sebagainya atau bisa dikatakan menyimpan semua hal yang kita ketahui.
Di bandingkan dengan memory jangka pendek, memory jangka panjang memiliki kapasitas yang lebih besar, waktu akses yang lebih lambat, serta proses hilangnya informasi lebih lambat. Memory jangka panjang di peruntukkan bagi penyimpanan informasi untuk jangka lama, yang dipidhkan dari memory jangka pendek setelah beberapa saat.
d.      Pemrosesan memory jangka panjang.
Ada 3 aktifitas yang dilakukan oleh memory jangka panjang yaitu :
·         Menyimpa atau mengingat informasi
·         Menghilangkan atau melupakan informasi.
·         Memanggil kembali informasi.
Informasi dari memori jangka pendek akan tersimpan di memori jangka panjang karena adanya pengulangan. Ebbhinghaus melakukan serangkaian penelitian, dan disimpulkan bahwa jumlah yang dipelajari akan berbanding lurus (proposioal) dengan waktu yang dipakai untuk mempelajarinya dan hal ini dikenal sebagai total time hipotesis. Namun pengulanangan                  ( repetition) saja tidaklah cukup.
Jika informssi yang diterima tidak cukup memiliki arti akan lebih sulit untuk mengingatnya. Proses pembelajaran atau mengigt informasi dipengaruhi oleh struktur, familiaritas dan konkret tidaknya informasi tersebut. Akan lebih sulit untuk mengingat sekumpulan kata yang merepresentasikan konsep dibandingkan yang menggambarkan obyek nyata.
            Proses melupakan informasi terdiri dari dua bentuk yaitu: Decay dan Interference. Decay adalah proses melupakan informasi karena informasi tersebut sudah lama berada di long-term memory sehingga lambat laun akan terlupakan. Sedangkan interference, disebabakan karena adanya informasi juga terkait dengan emosi. Kadang manusia cenderung melupakan pengalaman yang buruk dan mengingat pengalaman yang menyenangkan.
            Proses memanggil kembali informasi yang ada di long-term memory terdiri dari dua bentuk yaitu recall dan recognition. Recall adalah memanggil kembali secara langsung informasi yang ada di long-term memory. Pada recognition, informasi dedapatkan dengan presentasi sejumlah pengetahuan (knowledge) yang terkait sebagai petunjuk.

      3.      Proses Berpikir: Penalaran dan Penyelesaian Masalah
Kita telah membahas bagaimana manusia menerima, menyimpan dan menyalurka informasi melalui panca indera dan mekanisme penyimpanan yang dimiliki manusia. Kita akan melihat bagaimana manusia memproses da memanipulasi informasi-informasi tsb. ini mungkin merupakan hal yang paling kompleks den membedakan manusia dengan system pemprosesan informasi lainnya baik natural maupun artificial.
Manusia menggunakan informasi untuk melakukan penalaran dan memecahkan masalah dan dilakukan dengan informasi yang terbatas. Kita mungkin tidak selalu dapat menjelaskan proses berfikir yang dilakukan manusia, namun kita dapat mengidentifikasi hasil pemukiran tsb. Berpikir membutuhkan sejumlah pengetahuan yang berbeda. Beberapa aktifitas berfikir bersifat langsung dan pengetahuan yang dibutuhkan terbatas. Sedangkan aktifitas yang lain membutuhka pengetahuan dan jumlah yang cukup besar dari domain yang lain.
Ada 2 kategori berpikir yaitu penalaran dan pemecahan masalah. Pada prakteknya kedua hal ini tidak dapat dibedakan karena aktifitas pemecahan masalah melibatkan penalaran dan sebaliknya. Pembagian ini hanya untuk menjelaskan proses yang terlibat didalamnya.
a.       Penalaran (Reasoning)
Penalaran adalah proses pengambilan kesimpulan mengenai sesuatu atau hal baru dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Terdapat berbagai cara untuk melakukan penalaran, diantaranya adalah deduktif, induktif dan abdukatif.
·                     Penalaran deduktif adalah mengambil kesimpulan secara logika dari premis yang tersedia. Hasilnya tidak selalu sesuai dengan fakta kebenaran yang kita ketahui.
·                     Penalaran Induktif adalah meng-generalisasi atau membuat umun suatu hal dari kasus kasus yang opernah terlihat atau alami untuk menarik kesimpulan mengenai hal lain yang belum perah kita lihat atau alami. Meisalnya jika kita pernah melihat seekor anjing berwarna hitam galak maka kita mungkin berkesimpulkan bahwa semua anjinh berwarna hitam adalah galak. Hal ini mungkin tidak benar. Meskipun induksi mungkin tidak dapat di andalkan, namum merupakan proses yang berguna. Iduksi mengakibatkan manusia senantiasa belajar mengenai lingkungannya. Manusia mugkin tidak mengetahui semua hal didunia, namun dengan pengetahuan yang telah dimiliki, manusia dapat menghadapi masalah lain yang serupa.
·                     Abduktif
Abduksi melakukan penalaran dari sebuah fata ke aksi tu kondisi yang mengakibatkan fakta tsb terjadi. Metode ini digunakan untuk menjelaskan event yang kita amati. Sebagai contoh, misalkan kita mengetahui bahwa seseorang yang beranama sam selalu mengendarai mobilya dengan sangat cepat, maka kita berkesimpulan bahwa sam mbuk. Tentunya hal ini belum tentu benar, mungkin saja di sedang terburu buru atau dalam keadaan gawat darurat. Walaupun abduktif mungki tidak dapat diandalkan, namun manusia seringkali menerangkan sesuatu hal dengan cara seperti ini dan mepertahankan pejelasannya hingga ada bukti lain yang mendukung penjelasan atau teori alternative.
b.      Penyelesaian Masalah  (Problem Solving)
Jika penalaran merupakan mekanisme untuk menarik kesimpulan atau informasi baru dari hal yang sudah diketahui, maka penyelesaian masalah merupakan proses menimbulkan solusi suatu tugas dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Penyelesaian masalah pada mausia di karakteristikkan oleh kemampuan mengadaptasikan informasi degan situasi yang baru. Terdapat beberapa pandangan mengenai cara manusia menyelasikan masalah. Gesltat memandang bahwa proses pemecahan maslah melibatkan penggunaan pengetahuan dan prose mental. Teori problem space melihat bahwa pikiran manusia adalah pemroses informasi yang terbatas.


     4.      Psikologi dan Desain Sistem Interaktif
Cara kita mengaplikasikan apa yang telah kita pelajari untuk mendesain system interaktif dengan cara menyajikan informasi detail dalam warna biru karena biru sulit untuk diterima oleh user. Pada kebanyakan kasus pengimplementasiannya tidak mudah. Dalam mendesain system yamg interaktif kita tidak bisa sembarangan, tetapi harus juga melihat dari ilmu psikologi karena berhubungan dengan prilaku manusia.
Agar dapat mengaplikasikan aspek psikologi dan memberikan hasil yang baik maka kita perlu memiliki pemahaman dalam bidang psikologi, detail dari eksperimen, pengukuran yang digunakan dan subjek yang terlibat. Dan bagusnya prinsip serta hasil penelitian dalam bidang psikologi yang berkaitan dengan perancangan system interaksi telah dibentuk menjadi panduan, model untuk membantu perancangan, serta teknik evaluasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar